Makalah Proses, Struktur, Fungsi, Dan Efektivitas Saluran Distribusi Global
26 Feb 2016
0
comments
Proses, Struktur, Fungsi, Dan Efektivitas Saluran Distribusi Global
1. Proses Manajemen Saluran
Keputusan distribusi merupakan keputusan strategik yang berdampak jangka
panjang karena menyangkut komitmen dan biaya yang besar. Dalam konteks
pemasaran global, terdapat trade-off antara meningkatnya kendali dan
laba potensial dari integrasi vertikal dalam saluran distribusi global
dibandingkan meningkatnya risiko dan kurangnya fleksibilitas berkenaan
dengan investasi dalam sistem distribusi terintegrasi tersebut. Di
Eropa, misalnya, saluran distribusi internasional mengalami perubahan
besar. Kecenderungannya saat ini adalah menggunakan distribusi langsung
dari point of manufacture ke point of use/consumption. Dokumen dan
prosedur transit antar negara Eropa telah disederhanakan. Demikian pula
halnya bea cukai telah diturunkan secara signifikan. Hal ini berdampak
pada strategi distribusi perusahaan global, di antaranya terbukanya
pilihan untuk melakukan kombinasi antara konsolidasi pemanufakturan,
pemanfaatan fasilitas pergudangan dan pusat distribusi terpusat secara
ekstensif, dan implementasi sistem just-in-time delivery, serta
penciptaan saluran distribusi non-tradisional (seperti Internet
marketing).
Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling terkait dan
terlibat dalam proses penyampaian atau penyaluran barang dan jasa dari
'point of origin' ke 'point of consumption' guna memenuhi kebutuh-an
pelanggan secara menguntungkan. Dalam konteks pemasaran global,
manajemen saluran distribusi internasional mengacu pada proses men-jalin
dan mengembangkan relasi dengan berbagai pihak yang memfasili-tasi
transfer produk dan jasa dari produsen di suatu negara kepada konsumen
di negara lainnya.
Distribusi global memiliki karakteristik khusus yang membedakan-nya
dengan distribusi di pasar domestik. Karakteristik tersebut menyang-kut
kompleksitas variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pilihan
aktivitas-aktivitas internasional. Di satu pihak, misalnya, perusahaan
global sering harus melayani setiap pasar negara asing dengan sistem
distribusi tersendiri karena faktor kunci sukses yang menghasilkan
profitabilitas tertentu di satu pasar bisa jadi tidak dapat ditransfer
ke negara lain. Di lain pihak, jaringan distribusi antar negara juga
memiliki berbagai kesamaan. Implikasinya, perancangan distribusi global
lebih didasarkan pada kesamaan-kesamaan yang terpantau daripada
perbedaan-perbedaan yang ada. Beberapa pakar pemasaran menyarankan agar
strategi distribusi lebih baik dimodifikasi agar bisa sesuai dengan
suatu negara daripada diubah secara total, maka salah satu faktor yang
perlu dipertimbangkan secara cermat adalah dampak sistematis aspek
budaya terhadap behavioral relationships dalam saluran distribusi yang
pada gilirannya mempengaruhi biaya distribusi.
Proses inisiasi berfokus pada motivasi dan metode yang mendasari suatu
perusahaan untuk menjalin hubungan distribusi dengan perusahaan lain.
Aspek kunci dalam relasi ini meliputi kebutuhan dan motif untuk
melakukan pertukaran, persepsi terhadap imbalan yang layak diperoleh,
pencarian calon mitra, dan negosiasi. Faktor-faktor yang mendasari
proses inisiasi antara lain keinginan untuk mengganti distributor yang
tidak memuaskan dan menambah distributor baru untuk pasar tertentu.
Proses implementasi mengacu pada cara perusahaan independen mengelola
dan mengkoordinasikan relasi saluran distribusi secara
ber-kesinambungan. Proses ini diawali dengan pertukaran produk, jasa,
dan informasi. Aspek lainnya dari fase implementasi menyangkut interaksi
itu sendiri: kinerja peran pemanufaktur dan distributor; kebutuhan akan
pengaruh; dan pilihan atas strategi pengaruh.
Proses review menilai imbalan dan kerugian yang mungkin timbul dalam
jalinan relasi antara setiap pihak yang terlibat dalam saluran
distribusi. Aspek penting dalam evaluasi ini adalah atribusi tanggung
jawab atas imbalan dan kerugian serta evaluasi rinci atas kinerja
manajerial semua pihak.
Dalam merancang saluran pemasaran, perusahaan menerapkan sejumlah kriteria dasar yang berlaku pada beberapa kondisi.
- Pertama, pilihan perantara untuk pemanufaktur dan pilihan pemasok untuk perantara seeing sangat terbatas karena karakteristik dan ukuran (besarnya) bisnis, serta distribusi geografis pelanggan. Produsen baru mungkin saja harus berkompetisi dengan bisnis private brand di berbagai situasi pemasaran untuk mencapai target volume penjualan dan skala operasi bisnis. Demikian pula halnya, pedagang grosir dan eceran sering tidak dipakai oleh para pemasok karena kebijakan pemasaran yang memang ingin melangkahi/menghindari institusi-institusi tersebut.
- Kedua, jumlah, besaran, dan konsentrasi geografis pelanggan berdampak langsung pada perancangan saluran pemasaran. Dalam kasus pemasaran produk industrial, pelanggan biasanya sedikit, namun volume pembeliannya besar dan terkonsentrasi secara geografis. Karena itu, rancangan saluran distribusi langsung lebih tepat, sedangkan untuk pemasaran produk konsumen dengan pasar yang tersebar, maka distribusi tidak langsung lebih cocok, sehingga tugas-tugas distribusi yang kurang praktis lebih baik diserahkan pada perantara.
- Ketiga, produk-produk tidak tahan lama (perishable products, seperti sayuran, buah-buahan, surat kabar harian, dan lain-lain) membutuhkan pemasaran langsung atau setidaknya perantara yang bisa menjamin perputaran barang dagangan secara cepat dan pengiriman yang terproteksi. Pemanufaktur dan produsen produk yang besar sekali (bulky products) cenderung berusaha meminimumkan biaya pengiriman dan biaya penanganan produk yang mengindikasikan kebutuhan akan pendekatan penjualan langsung. Produk nonstandar yang membutuhkan keahlian teknis dalam penjualannya juga membutuhkan penjualan langsung guna memungkinkan perhatian khusus dari atau atas nama pemanufaktur/produsen. Sebaliknya, produk non-perihable, non-bulky, dan produk standar membutuhkan saluran distribusi tidak langsung.
- Keempat, karakteristik lingkungan yang dihadapi perantara, pesaing, dan perusahaan juga mempengaruhi desain saluran distribusi.
- Menentukan cara menyediakan produk dan jasa di pasar pemakai yang dituju; dan
- Menentukan jumlah perantara atau pemasok yang ingin diajak bekerja sama oleh perusahaan dalam sistem saluran distribusinya.
Produsen dan perantara dalam saluran distribusi internasional memiliki
perspektif yang sangat berbeda. Oleh sebab itu, dibutuhkan keseimbangan
antara kebutuhan dan tujuan semua pihak dalam sistem distribusi:
produsen/pemanufaktur, perantara, dan konsumen. Perspektif ini tercermin
dalam berbagai kriteria yang digunakan masing-masing pihak dalam
mengevaluasi mitra bisnisnya.
Faktor penting bagi pemanufaktur dalam menyeleksi perantara biasanya
mencakup pertimbangan atas konsumen akhir, isu-isu strategik perusahaan,
dan kinerja finansial. Pemanufaktur umumnya mengevaluasi mitra
distribusi potensial berdasarkan kontak dan relasi mereka dengan
pelanggan di pasar sasaran dan kapabilitas, reputasi serta kinerja masa
lalu mereka dalam hal penjualan dan layanan. Pemanufaktur biasanya akan
menilai relevansi dan kesesuaian fungsi-fungsi yang disediakan perantara
dengan yang disediakan pemanufaktur. Selain itu, pemanufaktur juga
mengevaluasi kontribusi potensial produk atau jasanya terhadap
kebutuhan, laba, kontribusi, dan gap dalam lini produk perantara. Dalam
hal ini, pemanufaktur berusaha menentukan kemung-kinan terjalinnya
relasi kerja jangka panjang secara efektif. Aspek lain yang tak kalah
pentingnya adalah penilaian terhadap status finansial dan kemampuan
manajemen potensial yang dimiliki perantara.
Faktor penting bagi perantara dalam menjalin relasi dengan pemanufaktur
umumnya meliputi citra produk dan/atau merek pemanufaktur, dukungan dan
bantuan yang disediakan, serta kompatibilitas produk dengan lini produk
yang sudah dimiliki perantara. Perantara biasanya juga sangat
memperhatikan reputasi dagang perantara dan kontribusi laba potensial
dari produk bagi perantara. Selain itu, perantara juga akan menilai
estimasi biaya investasi atau start up costs berkenaan dengan penambahan
produk baru pada bisnis yang sudah ada. Dalam banyak kasus,
pemanufaktur sulit sekali menembus sistem distribusi di negara tertentu,
misalnya Jepang. Oleh sebab itu, pemanufaktur perlu mencer-mati dan
mengantisipasi dengan seksama setiap kemungkinan reaksi para anggota
saluran distribusi terhadap upaya pemanufaktur untuk memasuki sistem
distribusi di negara bersangkutan.
2. Tujuan dan Struktur Saluran Distribusi
Tujuan pokok saluran distribusi adalah menciptakan utilitas bagi para pelanggan. Utilitas tersebut terdiri atas 5 kategori:
- Utilitas tempat (place utility), yaitu ketersediaan produk atau jasa di lokasi yang nyaman dan mudah diakses pelanggan potensial.
- Utilitas waktu (time utility), yakni ketersediaan produk atau jasa pada saat yang diinginkan oleh pelanggan tertentu.
- Utilitas bentuk (form utility), yaitu produk diproses, disiapkan dan siap dimanfaatkan (ready to use), serta dalam kondisi yang tepat.
- Utilitas informasi (information utility), yakni jawaban atas per-tanyaan dan komunikasi umum mengenai fitur dan manfaat produk yang tersedia.
- Utilitas kepemilikan (ownership utility), menyangkut negosiasi dan peralihan hak milik atas produk atau jasa yang dipasafkan dari produsen ke konsumen.
Kelima Utilitas dasar ini bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif dan
nilai produk (product value). Karena itu, pemilihan strategi distribusi
merupakan salah satu keputusan kunci dalam manajemen pemasaran global.
Keputusan saluran distribusi merupakan keputusan strategik karena
menyangkut jumlah, karakteristik, dan kompleksitas hubungan yang harus
dibina dengan berbagai pihak. Selain itu, keputusan semacam ini juga
melibatkan itikad baik, sikap saling percaya, dan komitmen serta
kewajiban hukum berjangka panjang terhadap perusahaan dan individu lain.
Komitmen seperti itu sering sangat mahal untuk dibatalkan atau diubah.
Lebih lanjut, saluran distribusi juga bisa berperan penting sebagai
sumber informasi dan wawasan yang berharga bagi pengembangan strategi
saluran distribusi yang lebih efektif.
Saluran distribusi di berbagai negara sangat bervariasi. Sejumlah faktor
(seperti tradisi, budaya, persyaratan hukum dan pabean) mem-pengaruhi
struktur saluran distribusi dan fungsi-fungsi yang dilaksanakan dalam
sistem tersebut. Kendati demikian, ada beberapa hal yang bersifat umum
pada semua saluran distribusi, terlepas dari perbedaan kategori produk
maupun pasar. Pelaku utama dalam saluran distribusi biasanya meliputi
pemanufaktur, distributor dan pedagang grosir, pengecer, dan konsumen.
Strategi saluran distribusi dalam program pemasaran global harus sesuai
dengan posisi kompetitif perusahaan dan tujuan pemasaran keseluruhan di
masing-masing pasar nasional. Jika perusahaan ingin masuk ke pasar yang
kompetitif, ada 2 pilihan utama yang tersedia:
- Keterlibatan langsung, melalui wiraniaga atau toko ritel milik perusahaan sendiri.
- Keterlibatan tidak langsung, melalui agen, distributor, dan pedagang grosir independen.
Dalam alternatif pertama, perusahaan harus mendirikan dan mengem-bangkan
outlet miliknya sendiri atau membentuk jaringan waralaba. Pada
alternatif kedua dibutuhkan sistem insentif bagi para agen saluran
distribusi independen yang bisa mendorong mereka agar bersedia
mempromosikan produk perusahaan. Proses pembentukan saluran distribusi
global agar bisa sesuai dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dipengaruhi oleh 4 faktor utama:
- Karakteristik pelanggan (jumlah pelanggan, distribusi geografis, pendapatan, kebiasaan berbelanja, dan reaksi terhadap berbagai metode penjualan).
- Karakteristik produk (tingkat standarisasi, perishability, bulk, tuntutan layanan, dan harga per unit).
- Karakteristik perantara (tipe, jumlah, tujuan dan kebutuhan perantara, komitmen, dan loyalitas pada pemasok).
- Karakteristik lingkungan (politik, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, dan hukum)
Struktur saluran distribusi bisa bermacam-macam, tergantung pada tipe
produknya. Dalam produk konsumen (consumer products), pemanu-faktur bisa
menjual produknya langsung kepada pelanggan (menggunakan wiraniaga
yang mengunjungi tempat tinggal pelanggan); melalui mail-order selling
(menggunakan katalog atau materi cetakan lainnya); melalui toko-toko
milik sendiri atau jaringan waralaba; atau lewat Internet. Selain itu,
perusahaan juga bisa menggunakan kombinasi antara wiraniaga perusahaan
dengan pedagang grosir, agen/broker, dan pengecer.
Pada produk industrial, alternatif yang tersedia meliputi kombinasi
antara wiraniaga perusahaan, distributor/agen, dan pedagang grosir,
sedangkan untuk jasa, alternatif yang ada terdiri atas wiraniaga
perusahaan, agen penjual, agen pembeli, agen/broker, dan penyampai jasa
kontrak/ waralaba.
3. Efektivitas Saluran Distribusi Global
Dalam rangka menetapkan strategi distribusi untuk pasar global atau
menilai saluran distribusi yang sudah ada, perusahaan hams
memper-timbangkan biaya dari berbagai alternatif yang tersedia, hambatan
masuk di pasar, orientasi perantara, kemampuan saluran untuk
mendistribusikan rentang produk perusahaan, serta karakteristik
produk/jasa dan pelanggan.
Salah satu rerangka yang terbukti efektif untuk menganalisis situasi ini
adalah rerangka 5C: Coverage, Character, Continuity, Control, dan Cost.
Kerangka ini memungkinkan perusahaan menyusun tujuan strategiknya
dengan mempertimbangkan pula mana-jemen saluran distribusi.
Tabel Kerangka 5C dalam analisis saluran distribusi
FAKTOR
DESKRIPSI
|
|
Coverage
|
Kemampuan saluran distribusi untuk
rnenjangkau pelanggan sasaran dalam rangka mewujudkan tujuan pangsa pasar dan
pertumbuhan.
|
Character
|
Kompatibilitas saluran distribusi
dengan positioning produk yang diinginkan perusahaan.
|
Continuity
|
Loyalitas saluran
distribusi kepada perusahaan.
|
Control
|
Kemampuan perusahaarv untuk mengendalikan
program pemasaran total untuk produk atau jasanya.
|
Cost
|
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun dan
mempertahankan saluran distribusi, termasuk di dalamnya biaya tetap yang
dibutuhkan untuk mengelola saluran distribusi (seperti sediaan, fasilitas,
dan pelatihan wiraniaga).
|
Faktor market coverage biasanya mengacu pada tujuan perusahaan yang
menyangkut penetrasi pasar, pangsa pasar, atau penjualan. Perusahaan
berupaya menemukan saluran yang optimal dalam hal penjualan dan
kemampuan saluran tersebut dalam memasarkan produk atau lini produk
perusahaan.
Dalam banyak kasus, perusahaan sangat memperhatikan karakter atau
kecocokan saluran distribusi dengan produk atau lini produk yang
dihasilkannya. Hal ini menyangkut keselarasan antara perantara dengan
strategi positioning produk secara keseluruhan.
Distributor sering mengubah loyalitasnya, hal ini tergantung returns
yang mereka terima. Kontribusi yang diperoleh perantara merupakan
determinan pokok kontinuitas saluran distribusi. Eksportir berskala
kecil sering mengeluh kurangnya kontinuitas dalam saluran distribusi
internasional.
Umumnya, pengendalian bakal berkurang seiring dengan semakin panjangnya
saluran distribusi. Pengendalian bisa ditingkatkan dengan cara
berinvestasi pada sistem pengendalian yang mengirimkan kembali informasi
kepada perusahaan. Biasanya investasi ini proporsional dengan
intensitas modal dalam saluran distribusi.
Saluran distribusi yang panjang, sebagaimana banyak dijumpai di
negara-negara sedang berkembang, biasanya sangat lemah dalam hal
pengendalian. Biasanya, semakin berbeda dan jauh pasar asing yang
dimasuki, semakin kecil kemungkinan perusahaan akan berinvestasi pada
operasi penjualan yang dimiliki sendiri dan aset-aset lainnya yang
mendukung pengendalian operasi yang lebih besar.
Perusahaan akan selalu berusaha menekan atau mengoptimalkan dampak
biaya. Aspek-aspek biaya yang menjadi pusat perhatian meliputi capital
costs, seperti biaya pelatihan wiraniaga, investasi dalam safety stocks
serta biaya pemasaran dan distribusi inisial. Biaya-biaya semacam ini
umumnya bersifat tetap atau minimal periodik. Selain itu, biaya atau
investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mempertahankan saluran
distribusi juga perlu dikelola secara efisien. Perusahaan berusaha
meminimumkan biaya seperti itu yang biasanya bersifat variabel dan
tergantung pada tingkat penjualan.
Sistem distribusi yang kompleks, panjang, dan melibatkan marjin laba
pada setiap tahapnya sering dipandang sebagai hambatan masuk ke pasar
suatu negara. Sistem distribusi yang berlapis-lapis dan telah berkembang
selama beberapa generasi di beberapa negara bisa sangat menyulitkan
perusahaan global untuk masuk.
Ada sejumlah cara untuk memperbaiki kinerja distributor. Cara-cara pokok
yang digunakan untuk meningkatkan kinerja bisnis secara umum berlaku
pula bagi para perantara yang motivasi utamanya adalah laba. Di samping
itu, kinerja distributor bisa juga diperbaiki melalui prospek laba yang
lebih besar, investasi modal yang lebih kecil, komplain pelanggan yang
lebih sedikit, biaya pelatihan yang lebih kecil, dan bisnis ulangan yang
lebih besar.
Distributor kecil, seperti pengecer kecil, membutuhkan bantuan dalam hal
akuntansi, pendanaan, dan pengendalian sediaan. Pemanufaktur yang
dapat menyediakan bantuan semacam ini, khususnya dalam wujud perangkat
lunak komputer yang terinstalasi khusus, bisa men-dapatkan keunggulan
kompetitif dalam sektor bisnis eceran.
Penyediaan berbagai macam informasi kepada perantara dapat memperkuat
posisi pemanufaktur. Perusahaan biasanya berusaha men-jamin penyediaan
informasi reguler mengenai produk, marjin, syarat kredit, dan dukungan
periklanan yang disediakan perusahaan. Perusahaan yang sukses umumnya
menyediakan informasi semacam ini kepada perantara atau kelompok
perantara spesifik secara reguler.
Pada umumnya, evaluasi atau pengukuran kinerja saluran pemasaran
didasarkan pada sejumlah kriteria yang menyangkut kemampuan perantara
untuk menyediakan produk/jasa:
- Dalam kuantitas yang diinginkan (lot size),
- Saat diperlukan (delivery time),
- Di berbagai Jokasi yang berbeda (market decentralization),
- Tempat produk bersangkutan dipajang dan dikombinasikan dengan item-item komplementer dan substitusi (assortment breadth) sedemikian rupa, sehingga bisa menarik permintaan pasar.
Evaluasi kinerja berarti mengukur output sistem distribusi dibanding-kan
kriteria evaluasi, seperti lot size, delivery time, desentralisasi
pasar, dan assortment breadth. Penilaian semacam ini perlu pula
dibarengi dengan audit distribusi yang memberikan dasar bagi perubahan
atau revisi strategi distribusi sesuai dengan tuntutan perubahan
lingkungan. Audit distribusi bermanfaat dalam menyajikan rincian
mengenai inefisiensi yang terjadi dan menjadi peringatan awal atas
kemungkinan terjadinya keusangan saluran distribusi. Metode auditing
saluran pemasaran bisa mencakup pula pembandingan antara penjualan
bersih dengan biaya. Analisis tersebut juga meliputi penilaian
terhadap:
- Berbagai saluran distribusi berbeda yang digunakan oleh setiap lini produk;
- Biaya mempertahankan setiap saluran dan trend biaya;
- Trend penjualan dan volume penjualan masing-masing saluran distribusi;
- Tipe dan jumlah pemakai akhir yang dilayani setiap saluran distribusi;
- Jumlah perantara yang terlibat dalam saluran distribusi;
- Tingkat pengendalian atas saluran distribusi dan keseimbangan bargaining power;
- Kewajiban kontraktual, saat jatuh tempo kontrak, hak-huk eksklusif; dan
- Saluran distribusi yang digunakan para pesaing.
Agar dapat efektif, audit distribusi harus rinci dan diselenggarakan
secara periodik, sehingga dibutuhkan komitmen waktu dan sumber daya
manajemen. Audit terhadap operas! perusahaan juga membutuhkan analisis
terhadap harga konsumen, harga ritel, positioning harga, syarat dan
kondisi yang diterapkan, penetapan harga lini produk. dan segala macam
tawaran maupun diskon yang diberikan para pesaing di berbagai pasar yang
berbeda.
Dalam konteks manajemen distribusi global terintegrasi, perusahaan harus
memutuskan secara cermat akti vitas yang akan dilakukan sendiri dan
aktivitas yang bakal diserahkan kepada pihak eksternal, terutama dengan
mempertimbangkan faktor pengendalian yang efektif dan biaya.
Internalisasi distribusi global menimbulkan trade-off antara biaya dan
pengendalian. Beberapa perusahaan, khususnya perusahaan merek terkemuka,
menekankan pentingnya memiliki sendiri distributor internasional.
Kebijakan ini didasari keinginan untuk memastikan kendali penuh atas
positioning mereknya di setiap pasar internasional. Pemilihan pendekatan
yang akan digunakan bisa diinterpretasikan sebagai masalah biaya
transaksi (transaction costs problem). Keseimbangan antara pengendalian
dan biaya yang dievaluasi berdasarkan biaya transaksi akan menentukan
apakah distribusi internasional harus dilakukan lewat kantor cabang
perusahaan atau melalui distributor independen.
Dalam mengkalkulasi biaya transaksi, perusahaan juga mengkaji berbagai
faktor lainnya. Biaya transaksi terkait erat dengan psychic distance
berbagai pasar dan pengalaman yang telah diperoleh dari pasar
internasional. Integrasi menawarkan manfaat berupa captive outlet di
setiap pasar internasional yang dimasuki. Pengendalian ekstensif seperti
ini menuntut komitmen berbagai sumber daya. Jika terjadi kegagalan,
maka biayanya akan sangat mahal. Sebaliknya, penggunaan distributor
independen membutuhkan spesialisasi. Manfaat yang didapatkan antara lain
berupa tersedianya akses ke pasar, biaya belajar yang rendah, dan entri
bisa berlangsung lebih cepat dan efisien.
Perusahaan global biasanya disarankan untuk menggunakan distributor
independen jika pasar yang dimasuki sangat kompetitif. Faktor penting
lainnya meliputi biaya pemantauan kinerja perantara, tahap siklus hidup
produk, dan tingkat standarisasi yang diberlakukan pada program
pemasaran. Di lain pihak, integrasi fungsi distribusi secara internal
akan lebih cocok apabila pasar yang dimasuki mirip secara kultural
dengan negara asal, produk perusahaan bersifat inovatif atau sangat
terdiferen-siasi, wiraniaga perusahaan sangat terspesialisasi, dan
perusahaan ingin mengendalikan pemasaran produknya secara ketat.
Ada kalanya sebuah perusahaan memilih strategi ganda (dual strategy)
dalam mendistribusikan produknya, yakni melalui distributor-nya sendiri
dan menggunakan jasa perusahaan independen. Ini memungkinkan perusahaan
untuk mendiferensiasikan pasar menjadi dua atau lebih segmen yang
dilayani secara berbeda. Apabila ada penundaan dalam produksi atau
pasokan terbatas selama periode tertentii, maka hal ini sering
menimbulkan masalah. Dalam situasi seperti ini, distributor terintegrasi
cenderung lebih disukai. Industri minyak pada dekade 1970-an merupakan
contoh nyata situasi ini: perusahaan minyak terkemuka memilih memakai
outletnya sendiri daripada perantara independen saat pasokan sangat
terbatas.
Isu menarik lainnya menyangkut manajemen saluran distribusi
internasional adalah sejauh mana saluran distribusi rentan terhadap
perubahan dan inovasi. Tingkat inovasi tertinggi dalam saluran pemasaran
terjadi pada saluran yang terintegrasi secara parsial. Beberapa
penelitian menemukan bahwa ada hubungan berbentuk U (U-shaped
relationship) antara tingkat inovasi dan tingkat integrasi vertikal
dalam saluran distribusi, di mana tingkat menengah integrasi vertikal
paling cocok untuk inovasi dan adaptabilitas. Sekalipun demikian,
hipotesis ini masih perlu diuji lebih lanjut secara empiris.
Inovasi bisa terjadi dalam sistem distribusi independen. Penciptaan
saluran distribusi yang sama sekali baru bisa memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan. Introduksi kaus kaki terkemas secara unik
(dalam kontainer plastik dengan desain mirip telur) di pasar swalayan
oleh L'eggs Hosiery, sementara para pesaing mengandalkan saluran
distribusi konvensional (seperti toserba), merupakan contoh perusahaan
yang sukses mengeksploitasi saluran distribusi baru. L'eggs memecahkan
banyak masalah pasar swalayan: pemesanan dan sediaan' penjualan secara
konsinyasi produk yang relatif sukar dikutil/dicuri; memanfaatkan ruang
pajangan yang tersedia secara efisien; dan menyediakan produk
berkualitas tinggi dengan harga murah yang didukung dengan iklan gencar.
Kombinasi semacam ini sangat sulit dikalahkan.
4. Konflik dan Pengendalian saluran Distribusi Global
Konflik dalam saluran distribusi terjadi manakala manajemen
inter-organisasional bermasalah. Kerja sama merupakan unsur esensial
dalam distribusi karena keserbaragaman perusahaan yang terlibat di
dalamnya. Bahkan, kebanyakan di antaranya adalah pengambil keputusan
independen yang tidak berada pada kepemilikan yang sama. Situasi ini
makin diperumit oleh faktor budaya, jarak, hukum dan peraturan, serta
perbedaan praktik bisnis di pasar internasional.
Pertukaran aset dalam saluran pemasaran membutuhkan spesifikasi hubungan
peran masing-masing anggota. Saling ketergantungan anggota saluran
distribusi berpotensi menyebabkan terjadinya konflik dan selanjutnya
penggunaan kekuasaan (power). Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman
mengenai keterkaitan antara spesifika»i peran, konflik, penggunaan
kekuasaan, manajemen konflik, dan kinerja saluran distribusi.
Saling ketergantungan fungsional dalam saluran pemasaran membutuhkan
kerja sama pada tingkat minimum tertentu untuk melaksanakan tugas
saluran. Isu kerja sama dalam distribusi internasional sangat krusial
karena kompleksitas dan jumlah jenjang distribusi yang relatif besar.
Kadang kebijakan pemerintah lokal berusaha mencegah atau membatasi
kepemilikan asing atas perusahaan lokal. Perusahaan sendiri berusaha
mempertahankan tingkat interdependensi sembari mengupayakan hubungan
atau jaringan dengan perusahaan lain dalam sistem distribusi. Oleh sebab
itu, kombinasi motif kerja sama dan swatantra/ekonomi berkembang dalam
perusahaan. Kombinasi seperti ini terkadang menimbulkan konflik.
Konflik saluran distribusi terjadi apabila salah satu anggota saluran
mempersepsikan anggota lainnya mengganggu atau menghambat pencapaian
tujuannya. Frustrasi muncul dari restriksi terhadap kinerja peran.
Ada tiga sumber konflik semacam ini.
- Pertama, tujuan atau sasaran yang tidak selaras sering dijumpai antara pemanufaktur besar dan pengecer kecil.
- Kedua, konflik domain bisa dijumpai pada situasi pemanufaktur bersaing dengan beberapa pedagang grosirnya.
- Ketiga, persepsi berbeda terhadap realitas muncul jika ada persepsi yang tidak kongruen terhadap realitas karena masalah komunikasi teknis.
Hal ini menyebabkan basis tindakan yang berbeda sebagai respon terhadap situasi yang sama.
Beberapa konflik dalam saluran pemasaran bisa dikelola, namun menangani
terlalu banyak konflik sangat sulit. Jika konflik sudah destruktif, maka
kemungkinan besar sistem saluran pemasaran bersang-kutan bisa hancur,
bahkan sekalipun tujuan saluran tercapai dalam jangka pendek. Meskipun
demikian, konflik bisa juga positif dan memperkokoh ikatan serta
pertumbuhan para anggotanya, sepanjang konflik tersebut tidak melampaui
ambang yang membahayakan dan mengurangi output sistem secara
keseluruhan.
Dengan merumuskan peran saluran secara jelas, perusahaan-perusahaan yang
saling bekerja sama dalam saluran pemasaran bisa mengurangi potensi
konflik dan memperbaiki situasi sistem saluran secara keseluruhan. Peran
menentukan perilaku yang tepat bagi perusahaan-perusahaan yang
menempati posisi tertentu dalam sistem distribusi. Setiap perusahaan
memilih posisi dalam sistem distribusi berdasarkan tujuan, ekspektasi,
nilai, dan frame of reference mereka masing-masing. Sebagai contoh,
tujuan ROI (Return On Investment) 20% bisa mengindikasikan bahwa
manufaktur merupakan posisi yang lebih atraktif dibandingkan ritel.
Preskripsi peran ditentukan oleh norma-norma yang ditetapkan oleh para
anggota saluran untuk mereka sendiri. Norma itu mengindikasikan harapan
setiap anggota terhadap semua anggota saluran, termasuk yang
bersangkutan sendiri, relatif terhadap tingkat partisipasinya
masing-masing dalam fungsi pemasaran saluran. Konsensus peran
memung-kinkan anggota saluran untuk mengantisipasi perilaku pihak lain
dan beroperasi secara kolektif dengan selaras.
Kekuasaan atau kekuatan (power) bisa digunakan untuk mencapai kongruensi
peran dan kinerja secara efektif, serta mempertahankan konflik dalam
rentang fungsional. Kekuasaan merupakan kemampuan suatu anggota saluran
untuk mempengaruhi anggota lainnya agar bersedia melakukan fungsi atau
tugas tertentu. Setiap perusahaan harus memahami lokasi kekuasaan dalam
saluran distribusi dan dinamika atau perubahannya sepanjang waktu. Dalam
beberapa industri, didapati bahwa kekuasaan terletak pada lokasi
tertentu. Sebagai contoh, pengecer memiliki kekuasaan lebih besar dalam
industri pakaian dan mebel. Dalam industri minuman beralkohol, mobil,
dan sebagian peralatan rumah tangga (terutama mesin cuci dan microwave
ovens), pemanufaktur memiliki nama merek yang sudah mapan dan kekuasaan
relatif yang lebih besar. Setiap perusahaan perlu menghindari saluran
distribusi yang keseimbangan kekuasaannya tidak menguntungkan. Perubahan
struktur kekuasaan bisa berdampak strategik, misalnya legislasi
menyangkut obat generik mengalihkan kekuasaan ke toko obat ritel.
Perusahaan menggunakan kekuasaan/kekuatan dalam tawar-menawar.
Perusahaan membuat komitmen dan konsesi, memberikan imbalan, menciptakan
hambatan, dan kadang berkompromi dalam rangka mengelola konflik.
Kepemimpinan saluran distribusi sering didasarkan pada hubungan
kekuasaan. Salah satu fungsi utama pemimpin saluran adalah menggunakan
kekuasaan untuk mengkoordinasikan, menetapkan, dan mengimplementasikan
sinergi saluran distribusi.
Kekuasaan ber-hubungan dengan ketergantungan asimetris yang bersumber dari:
- Imbalan (rewards), yakni marjin yang lebih besar dan promotional allowances;
- Koersi, berupa pengurangan marjin, penundaan pengiriman, dan pembatasan market coverage;
- Keahlian (expertise), menyangkut pelatihan bagi perantara dan manual untuk wiraniaga;
- Referent, berupa afiliasi; dan
- Legitimasi, menyangkut sistem nilai.
Imbalan menyangkut keyakinan sebuah perusahaan bahwa mitra bisnisnya
memiliki kemampuan untuk menengahi imbalan baginya, misalnya marjin yang
lebih besar dan promotional allowances dalam FMCG (fast moving consumer
goods). Koersi mengacu pada keyakinan bahwa hukuman akan dijatuhkan
bila perusahaan gagal memenuhi komitmennya, misalnya pengurangan marjin,
penundaun pengiriman produk, dan pengurangan hak teritorial. Biasanya,
pemanufaktur mengurangi marjin perantara yang kinerjanya buruk. Bahkan
agen-agen baru mungkin ditunjuk untuk melayani pasar yang ditangani
secara kurang baik oleh agen yang sudah ada.
Keahlian menyangkut persepsi perusahaan bahwa mitra bisnisnya memiliki
pengetahuan spesial. Contohnya, pemanufaktur menyediakan pelatihan
manajerial bagi perantara pemasaran atau manual teknis rinci kepada
wiraniaga produk industrial canggih atau produk medis. Seperti halnya
manusia, perusahaan kadang ingin mengidentifikasi dirinya dengan
perusahaan lain. Daya tarik asosiasi dengan perusahaan lain karena
adanya reputasi global atau citra eksklusif merek perusahaan panutan
tersebut di pasar tertentu. Ini yang disebut referent power, di mana
perusahaan mengharapkan manfaat dari asosiasi tersebut akan bersifat dan
berdampak positif di pasar lokal. Kekuasaan legitimasi berasal dari
nilai-nilai yang diinternalisasikan oleh suatu perusahaan yang
menimbulkan perasaan bahwa perusahaan lain berhak mempunyai pengaruh
tertentu, sementara perusahaan tersebut wajib menerimanya.
Kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan para perantaranya dalam
lingkungan pemasaran global merupakan kunci pokok setiap strategi
distribusi. Pengendalian menjadi isu yang lebih kritis jika perusahaan
menggunakan saluran distribusi independen dibandingkan saluran
terintegrasi. Mengapa demikian? Dalam pasar global, setiap distributor
independen beroperasi di negaranya sendiri, berdasarkan tradisi dan
praktik bisnis mereka masing-masing. Cara berbisnis seperti itu mungkin
telah berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan di beberapa negara
mungkin dilindungi undang-undang setempat. Oleh sebab itu, pengendalian
saluran distribusi meliputi beberapa aspek, seperti tingkat kesesuaian
antara tujuan distributor dan tujuan pemasok; jumlah dan relevansi umpan
balik informasi pasar dari saluran; serta kepatuhan distributor
terhadap standar-standar tertentu yang ditetapkan oleh pemasok.
Perusahaan kecil umumnya menghadapi masalah 'trade-off antara
pengendalian (control) dan biaya pengendalian (cost). Perusahaan kecil
memiliki keterbatasan dalam hal skala operasi dan sumber daya, sehingga
kemampuannya untuk mengeksploitasi sebanyak mungkin pasar internasional
menjadi terbatas pula. Konsekuensinya, perusahaan kecil terpaksa
mengandalkan agen independen yang tingkat pengendaliannya jauh lebih
kecil dibandingkan dengan jaringan distribusi internal. Banyakperusahaan
kecil yang mulai berusaha menjalin hubungan klmsus dengan para
distributor independen untuk mengatasi hal itu.
Pengendalian saluran distribusi dipengaruhi persepsi perusahaan terhadap
siapa yang dipandangnya sebagai immediate customer, perantara atau
pelanggan dan pemakai akhir; dan minat perusahaan (aktif versus pasif)
terhadap pasar internasional.
Banyak pengamat yang berusaha mengkaji sumber kekuasaan dan kemunculan
pemimpin dalam saluran distribusi internasional. Salah satu analisis di
antaranya menyatakan bahwa pemimpin saluran distribusi muncul manakala
lingkungan bisnis yang dihadapi terasa 'mengancam'.
Ancaman ini bisa berasal dari beberapa sumber:
- Karakteristik permintaan produk dan jasa;
- Keknologi yang digunakan dan risiko keusangan;
- Kingkat kompetisi saluran distribusi dalam memperebut-kan tempat (space); dan
- Kebutuhan akan pengendalian.
Perusahaan besar biasanya menggunakan berbagai sumber kekuasaan untuk
mengendalikan saluran distribusinya. Contohnya, Seiko menggunakan
perantara independen sewaktu masuk ke pasar Amerika Serikat, namun pihak
Seiko menekankan pentingnya kontrak eksklusif yang menuntut komitmen,
kepercayaan, dan loyalitas tinggi. Loyalitas ini memberikan pengendalian
pasar yang lebih besar bagi Seiko dan memastikan bahwa produk Seiko
dapat dipasarkan dengan baik di pasar Amerika yang sangat kompetitif.
Persoalan pengendalian saluran distribusi tidak bisa dipisahkan dengan
masalah kekuatan tawar-menawar (bargaining power). Struktur
kekuasaan/kekuatan dalam saluran distribusi menuntut setiap anggota
saluran untuk membandingkan laba yang diperolehnya dengan kemam-puannya
mentolerir restriksi terhadap aktivitasnya. Konflik akan terjadi apabila
laba menurun atau jika kepentingan (stake) anggota saluran turun secara
signifikan, sehingga anggota tersebut mempertimbangkan kembali keadilan
atau kewajaran dalam perimbangan kekuasaan. Ini merupakan konsekuensi
dari persaingan.
Restriksi hukum membatasi pengaruh perusahaan terhadap para
perantaranya. Di negara maju seperti Amerika Serikat, tindakan
perusahaan menggunakan penalti dan imbalan untuk mengendalikan perantara
dibatasi oleh undang-undang anti-trust. Meskipun demikian, perusahaan
di sana masih memiliki alternatif lain dalam melakukan pengendalian, di
antaranya menggunakan persuasi, wewenang, dan koersi.
Kendati kekuatan suatu perusahaan dalam mempengaruhi tindakan para
perantara atau agen pemasarannya dipengaruhi oleh sumber kekuasaan dan
ketergantungan agen pada perusahaan tersebut, ada faktor ketiga yang
perlu dipertimbangkan secara cermat.
Faktor tersebut adalah countervailing power perantara yang bersumber dari:
- Loyalitas pelanggan;
- Volume penjualan (skala bisnis) perantara;
- Akuisisi perantara lainnya;
- Rasio iklan terhadap penjualan; dan
- Kekuatan asosiasi perantara.
Apabila countervailing power dalam saluran distribusi internasional
kuat, maka distributor akan menganggap bahwa imbalan dan ancaman moneter
akan lebih efektif dibandingkan sistem imbalan nonmoneter. Dengan kata
lain, akseptansi terhadap pengendalian akan lebih mudah jika terjadi
relasi pertukaran, di mana perantara menerima pengendalian dengan
imbalan tingkat layanan yang lebih tinggi.
5. Inovasi dalam Saluran Distribusi Global
Inovasi saluran distribusi berkenaan dengan pencarian dan penemuan tipe
perantara baru yang bisa dipakai untuk mendistribusikan produk atau jasa
perusahaan. Inovasi bisa dihasilkan dari tiga sumber:
- Perubahan teknologi yang memungkinkan perusahaan menggunakan tipe perantara yang sebelumnya tidak tersedia;
- Peraturan yang memungkinkan penciptaan tipe perantara tertentu; dan
- Eksperimentasi dengan tipe perantara yang sebelumnya belum pernah dicoba oleh eksportir.
Penemuan televisi satelit dan Internet memungkinkan pemasaran produk di
berbagai negara secara simultan. Perusahaan amazon.com merupakan pelopor
bisnis buku di Internet. Kini perusahaan ini telah merambah berbagai
bidang bisnis lainnya, seperti kaset video, compact disc, dan lain-lain.
Bank dan perusahaan asuransi juga sudah banyak yang melakukan bisnis di
Internet.
Arloji Timex didistribusikan di Amerika Serikat lewat discount stores
dan bukan melalui toko emas/perhiasan konvensional. Bauran pemasaran
Timex di discount stores juga berbeda dengan toko 'arloji': harganyajauh
lebih murah daripada harga pesaing; arloji Timex dijual di pajangan
standar yang biasanya ditempatkan di samping meja kasir; dan arloji yang
dijual distandarisasi. Pendekatan distribusi nonkonvensional juga
banyak diterapkan pada industri lainnya. Austin Rover, produsen mobil
Inggris, menggunakan pendekatan tidak lazim dalam rangka memperkuat
posisinya di Jerman, yaitu kombinasi antara pendekatan pemasaran massal
melalui hypermarket dengan sistem komprehensif unit bengkel dan servis.
TKF.A, perusahaan Swedia yang memproduksi mebel yang bisa dirakit
sendiri, menerapkan pendekatan distribusi yang sangat inovatif, yakni
dengan membuka outlet besar di pinggiran kota di seluruh Eropa dan
Amerika Serikat yang lebih menekankan sistem rakit dan ambil sendiri
daripada sistem pengiriman produk oleh toko. Konsep distribusi ini
memungkinkan IKEA melakukan internasionalisasi di berbagai negara,
seperti Denmark, Jerman, Kanada, Belanda, Austria, Perancis, Inggris,
Amerika, serta negara-negara lainnya di Eropa Tengah, Eropa Timur, dan
Asia selama lebih dari tiga dekade.
Dell Computer sukses menjadi perusahaan terbesar ketiga dalam industri
komputer global berkat strategi distribusi inovatifnya: direct marketing
dan build to order (BTO). Selain harganya yang relatif murah, Dell
memberikan keleluasaan bagi para pelanggannya untuk memesan dan
merancang konflgurasi komputer sesuai dengan keinginan mereka
masing-masing.
Struktur saluran distribusi juga dipengaruhi oleh sifat sosial dan
behavioral pasar. Keunikan pola distribusi internasional lebih
tergantung pada rentang variabel operasional dan pemasaran yang
berpengaruh terhadap keputusan saluran pemasaran dibandingkan pada
alternatif struktural (serangkaian perantara yang mungkin dipilih).
Dalam praktik, perusahaan harus mengkaji secara cermat keunggulan
kompetitif strategi distribusi inovatifnya dibandingkan strategi
pesaing. Tak jarang suatu perusahaan tidak bisa menerapkan strategi
distribusi inovatif karena inersia saluran distribusi terlalu sukar
diatasi. Salah satu contohnya adalah situasi distribusi di Jepang yang
menuntut perusahaan asing untuk 'menerima tingkat toleransi inefisiensi
tertentu' sehubungan dengan penyediaan layanan yang lebih mahal daripada
batas maksimal yang bisa diterima analisis biaya & manfaat. Selain
itu, perusahaan asing juga sering dituntut menyediakan tingkat layanan
yang lebih besar dibandingkan produsen lokal.
Sementara itu, ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan distribusi langsung:
- Sumber daya perusahaan;
- Karakteristik produk atau jasa;
- Segmen pasar yang dilayani; dan
- Program pemasaran yang disusun perusahaan.
Perusahaan harus memiliki sumber daya yang memadai untuk menunjang
kesuksesan distribusi langsung, misalnya armada wiraniaga yang solid.
Selain itu, perusahaan juga wajib memiliki pengalaman dalam pemasaran
produk serupa pada sasaran pasar sejenis. Perusahaan juga harus memiliki
cukup waktu untuk mengembangkan distribusi langsung sebelum pesaing
potensial mengancam posisi perusahaan.
Distribusi langsung cocok diterapkan bilamana personalia perusahaan
dibutuhkan untuk menjual dan melayani produk atau layanan yang sifatnya
kompleks (misalnya, penjualan komputer). Faktor lain yang juga penting
adalah kelebaran lini produk (width of product line) yang cukup memadai
(seperti yang dimiliki Avon dan Tupperware) untuk menunjang pendekatan
pemasaran langsung. Dalam situasi di mana bantuan aplikasi produk
diperlukan (contohnya, penjualan turbin uap), maka distribusi langsung
cocok diterapkan. Selain itu, apabila teknqlogi produk berubah secara
cepat, maka distribusi langsung juga tepat digunakan. Contohnya adalah
computer turnkey services.
Keputusan distribusi langsung dipengaruhi pula oleh karakteristik segmen
pasar yang dilayani. Distribusi langsung cenderung cocok untuk segmen
pasar yang jumlah pelanggannya relatif sedikit, namun unit pembeliannya
besar (baik dalam kuantitas maupun harga) dan pelanggannya
terkonsentrasi secara geografis. Di samping itu, harus tersedia pula
marjin yang cukup besar untuk mendukung penjualan personal dan direct
mail. Apabila keputusan pembelian menyangkut komitmen jangka panjang
dari pembeli, maka distribusi langsung merupakan pilihan yang atraktif.
Program pemasaran yang dikembangkan perusahaan mempengaruhi keputusan
untuk melakukan distribusi langsung. Distribusi langsung akan lebih
cocok diterapkan jika penjualan personal merupakan komponen utama dalam
program pemasaran dan apabila fungsi perantara tidak diperlukan
(misalnya, penyimpanan sediaan, kredit lokal, dan pengemas an). Jika
produsen bisa menyediakan berbagai jasa (sebagai-mana yang ditawarkan
oleh perantara) secara efisien, maka distribusi langsung bakal menjadi
pilihan menarik.
Semoga Makalah Proses, Struktur, Fungsi, Dan Efektivitas Saluran Distribusi Global bisa bermanfaat :)
referensi: http://ariplie.blogspot.co.id/2015/04/proses-struktur-fungsi-dan-efektivitas.html